a Lingkungan Belajar di Dalam Kelas Indoor. Sasaranpengelolaan lingkungan belajar dalam kelas atau indoor diawali dari pengenalan ruangan yang akan digunakan sebagai tempat belajar bagi anak. Hal-hal yang menjadi perhatian minimal meliputi ukuran ruangan, arah ruangan, keadaan lantai, keadaan dinding, keadaan atap dan lain sebagainya yang

Oleh Kholifah Tinggal di pondok Mahasiswi Al-Husna Prodi Pendidikan Anak Usia Dini, IAIN Madura Sudah lumrahnya anak-anak sangat menyukai kegiatan pelajaran diluar kelas outdoor, dan kegiatan diluar kelas ini merupakan suatu bagian integral dari program anak usia dini. Namun juiga perlu diketahui bahwasanya pembelajaran diluar kelas tak hanya berperan sebagai tempat bermain akan tetapi berperan sebagai wadah untuuk mengekspresikan keinginannya dan sebagai mediapembelajaran yang lebih efektif ketika anak didik merasa bosan dan jenuh didalam kelas. Lingkungan adalah tempat yang sangat cocok untuk anak memulai tumbuh dan berkembang karena pada saat itu tingkat rasa ingin tahunya sangat besar dan menggebu-gebu. Outdoor suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung dilkukan dialam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatan belajar sambil bermain yang diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha membentuk krakter anak percaya diri. Kegiatan permainan dan pembelajaran yang dilakukakan diluar ruangan sebagai variasi metode pendekatan yang digunakan dengan tujuan memperkenalkan lingkungan secara langsung dan melatih psikomotorik anak usia dini. Lingkungan belajar outdoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan sekolah, dalam arti lingkungan belajar ini diciptakan tidak untuk proses belajar mengajar akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, misalnya museum, masjid, monumen, lapangan, tempat wisata dan lain-lain. Samal, 20117 Ada dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak usia dini, pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan oleh anak, karena setiap anak akan sdelalu menghadapi masa perkembangan disetiap harinya maka dari itu perlu adanya wadah untuk memperlancar proses perkembangan anakdengan cepat. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain dari anak-anak dari berbagai faktor dan lebih memberikan anak-anak tontonan atau bermain computer, selain itu, faktor lingkungan yang tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk bermain diluar, padahal bermain langsung dengan lingkungan sangat berpengaruh besar pada anak, karena anak dapat beradaptasi lansung dengan alam, bahkan yang sangat mengkhawatirkan jika anak selalu disuguhi oleh gadget , karena anaka akan memiliki ketergantungan selalu meminta untuk maen gadget tanpa mengenal waktu dan bahkan bisa menjadi benalu bagi anak untuk malas sekolah, sebisa mungkin diperkenlkan pada anak usia dini sewajarnya saja agar tidak terjadi dampak negative yang merugikan anak dikemudian hari. Adapun hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan pengalaman yang unik, misalnya, science yang datang dengan sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak dengan lansung dapat melihat perubahan warna, memegagang pohon, mendengar suara hewan, dan mencium udara setelah hujan, anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Tujuan anak belajar outdoor adalah untuk Berkembangnya sosial emosional, yaitu dengan mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda seni, mengembangkan permainan baru seperti menyusun puzzle dll. Perkembangan kognitif, yaitu dengan mengembangkan pemahaman konsep awal matematika, menghitung lompatan atau loncatan dll, menghitung jarak dan tinggi pohon. Perkembangan fisik, yaitu dengan mengembangkan motorik halus dan motorik kasar dll. Perkembangan intelektual, diluar ruangan anak melakukan proses belajar melalui interaksi lanngsung dengan benda-benda ataupun berbagai ide, lingkungan diluar ruangan membertikan kesempatan kepada guru untuk membantu anak dan menguatkan kembali konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya. Dengan adanya berbagai macam tujuan dari pembelajaran aoutdoor maka anak dapat menemukan karakter dan kemampuan-kemampuan anak, anak jika diberikan kebebasan yang luas untuk mengeksplorasikan segala kemampuannya maka anaka akan tumbuh dengan baik. Rita, 2010 18. Sebagai seorang pendidik harus berhati-hati dalam menjaga anak didik saat proses pembelajaran outdoor, pendidik harus memperhatikan prinsip dalam penataan area bermain outdoor seperti Memenuhi aturan keamanan, kemanan merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh pendidik untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah itu yaitu melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak, pada umunya anak-anak secara alamiah sangat menyukai aktivitas diluar ruangan , bagianak situasi dan kondisi apapun dapat menjadi kegiatan yang menarik hal inin harus dijaga dan menjadi bentuk pelayanan guru terhadap anak. Melalui aktivitas outdoor para guru diharapkan memahami kebutuhan untuk bebas bergerak dan mandiri sendiri mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan dalam arena outdoor ini. Proses pembelajaran outdoor juga harus didasarkan pada kenbutuhan anak, sebagian besar professional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa bermain dapat meningkatan berbagai aspek perkembangan sekalipun penekanan ditempatkan pada penekanan ditempatkan pada berbagai aspek perkembangan akan bervariasi tergantung pada fokus dan prioritas program yang di berlakukan. Ruang outdoor harus menarik bagi semua indra, Talbot dan Frost 1996 mengajukan beberapa kualitas desain misalnya sensualitas kecemelangan, cara penempatan harus dipertimbangkanb dalam mendesain tempat bermain yang menstimulus rasa takjub dan kepekaan indra anak. Outdoor suatu kegiatan pembelajaran secara langsung dilakukan di alam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatan belajar sambil bermain diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha membentuk kepribadian, memantapkan pemahaman kepemimpinan dan membentuk karakter percaya lingkungan outdoor sangat perlu kita lakukan agar ketika anak-anak didik kita bermain sudah dipastikan mereka nyaman, aman. Perlu dilakukan strategi-strategi yang tepat dalam pengelohan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak. Identitas Penulis; Kholifah, mahasisiwi aktif di IAIN Madura prodi Pendidikan Anak Usia Dini semester gasal III. Memulai menulis di al-husna writing di pondok mahasiswi al-husna yang beralamatkan dijalan perumahan graham blok P-Q. ———– *** ———– lewatdunianya yaitu bermain, hal ini sejalan dengan pendapat Suyanto (dalam Inayah, 2005) bahwa esensi pembelajaran pada PAUD adalah bermain. Pada umumnya anak belajar melalui bermain dalam lingkungan indoor, namun sebenarnya bermain anak juga bisa dilakukan di outdoor. Permainan Indoor dan outdoor
Merancang tempat bermain atau area bermain outdoor penting untuk Anda buat demi mendukung fase pertumbuhan buah hati Anda. Bermain merupakan salah satu cara untuk melatih kecerdasan sekaligus perkembangan motoriknya. Oleh sebab itu, membangun tempat bermain playground di samping rumah memang sangat dianjurkan. Karena disanalah anak-anak dapat bermain tanpa perlu khawatir akan keamanan dan keselamatannya. Area Bermain Outdoor yang Ideal di Samping Rumah Minimalis Mungkin, tak banyak rumah-rumah yang memiliki taman bermain anak di sekitar rumah mereka. Padahal, anak-anak pada usia tertentu sangat dianjurkan untuk bermain dan beraktivitas di luar ruangan. Dengan demikian, hal-ini dapat merangsang pertumbuhan dan memungkinkan mereka bersosialisasi dengan teman-teman. area bermain yang cocok untuk anak usia balita – Selain itu, bermain di luar ruangan memungkinkan anak-anak untuk lebih dekat dengan alam sekitar. Maka dari itu, keberadaan taman bermain anak merupakan hal yang penting untuk dibangun di samping rumah minimalis Anda. Dengan memiliki taman bermain di rumah juga memberikan manfaat tersendiri. Contohnya, Anda tak perlu membawa anak Anda ke pusat perbelanjaan atau taman hiburan setiap kali anak Anda ingin beraktivitas di luar ruangan. Rancangan Area Bermain Outdoor Anda bisa melihat artikel kami tentang contoh gambar desain taman bermain sebelum melanjutkan artikel ini. Bila Anda berencana ingin mendirikan area bermain outdoor, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, diantaranya adalah 1. Buat perkiraan untuk area yang akan Anda gunakan sebagai taman bermain Ukur dan tentukan lokasi taman bermain untuk buah hati Anda. Pertimbangkan pula apakah taman ini akan ditempatkan di samping atau belakang rumah. Pilih lokasi yang aman dan dan mudah dipantau dari dalam rumah. 2. Letakkan setiap wahana permainan sesuai sketsa yang telah ditentukan letakkan setiap wahana permainan sesuai rancangan yang sudah ditentukan – bermain outdoor Setelah landscape taman bermain sudah dibuat sesuai sketsa awal, tempatkan fasilitas permainan sesuai posisinya. Letakkan wahana permainan satu demi satu dan pisahkan antar jenis permainan tersebut supaya tidak saling berdekatan. Beri jarak beberapa meter supaya anak Anda dan teman-temannya bisa bergerak leluasa di sana. 3. Berikan peneduh Sebaiknya Anda memberikan naungan di antara tempat bermain. Idealnya naungan tersebut berupa pohon peneduh atau kanopi. Peneduh ini bermanfaat untuk melindungi buah hati Anda dari terik matahari atau hujan. 4. Pasang setiap jenis permainan sesuai instruksi Karena kebanyakan wahana bermain bertipe bongkar pasang, maka sebelum dapat digunakan, wahana permainan tersebut harus dipasang dengan mengikuti petunjuk yang telah disediakan. Hal ini untuk menghindari resiko kecelakaan saat bermain bagi buah hati Anda. Bila wahana permainan tersebut terbuat dari bahan besi, pastikan antar penghubung besi-besinya telah dikaitkan cukup kuat supaya aman ketika digunakan. Manfaat Area Bermain Outdoor Bagi Anak Bermain di area outdoor dapat mengembangkan otak dan saraf motoriknya. Adapun manfaat lain yang di dapatkan anak jika belajar di luar ruangan yaitu 1. Menstimulasi Kinerja Motorik Anak yang bermain di area outdoor bisa bebas berlari, memanjat, melompat, atau aktivitas fisik lainnya. Ini berdampak baik untuk anak karena dapat melatih kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Selain itu, bermain di ruangan outdoor juga baik untuk pertumbuhan tulang dan vitamin D karena akan terpapar sinar matahari. Sinar matahari dapat berfungsi untuk mengaktifkan kelenjar pineal yang mampu mendorong otak untuk menghasilkan serotonin. Serotonin merupakan zat yang dapat bermain untuk meningkatkan suasana hati dan energi seseorang jadi lebih bahagia. Anak jadi lebih gembira, tertawa lapas, dan bersemangat. 2. Merancang Imajinasi dan Kreativitas Anak Bermain di luar ruangan sangat menyenangkan bagi anak-anak. Ini dikarenakan anak bisa melihat warna-warni alam, menyentuh barang baru, bahkan mencium dan mendengarkan suara yang berbeda sehingga berdampak baik untuk kinerja indera secara keseluruhan. Pengenalan dunia luar dapat memicu bertambahnya ilmu pengetahuan bagi anak dan mendorong kemampuan imajinasi anak. 3. Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak yang memilih area bermain outdoor mempunyai manfaat untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi dan kerjasama anak. Anak berkomunikasi dan mengantre bergantian dengan teman sebayanya. Interaksi ini dapat berupa macam-macam gagasan dan melatih mendengarkan orang lain atau menghadapi konflik yang muncul saat bermain. Proses mengatasi tantangan dalam permainan di luar ruangan dapat meningkatkan keterampilan sosial anak. 4. Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak-anak yang mempunyai rasa minder dan malu yang besar dengan memanfaatkan area bermain outdoor . Anak dapat lebih percaya diri karena akan merasa bangga dapat menyelesaikan sesuatu yang menurutnya tidak dapat dilakukan. Selain itu, dapat membantu anak dalam mengatasi masalah psikologis seperti kegelisahan, stres, dan depresi. Anak juga akan terampil sekali dalam bergerak seperti berjalan, berlari, dan melompat. Ia lebih percaya diri untuk melakukan hal-hal di luar kebiasaan tanpa dimarahi oleh orang tuanya. Anak bebas untuk mengekspresikan emosionalnya yang sulit untuk diekspresikan di rumah. 5. Meningkatkan Kesehatan Fisik Anak yang bermain di luar ruangan dapat meningkatkan kekuatan otot. Anak akan berlari kesana kemari dengan bebas, dengan begitu anak akan mudah berkeringat dan membakar lemak jahat. Ini juga sangat baik untuk anak Anda yang mempunyai berat badan berlebih. Selain itu,bermain di luar ruangan juga dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah yang akan berdampak baik dalam meningkatkan harapan hidup anak. 6. Melatih Tanggung Jawab Saat ini Anda sebagai orang tua tidak perlu lagi menggunakan cara kuno agar anak mampu bertanggungjawab. Anda hanya perlu membiasakan anak untuk bersentuhan dengan alam. Bermain di alam dapat membuat anak belajar menerapkan cinta kasih terhadap makhluk lain, menyayangi hewan, dan peduli lingkungan. Anak yang sering menggunakan area bermain outdoor juga dapat mengontrol dirinya sendiri dan membiasakan diri untuk mengatur sesuatu dengan baik. Misalnya bagaimana cara anak dapat berjalan tanpa jatuh, bagaimana bermain sepeda tanpa jatuh, dan lain sebagainya. Kegiatan itu dapat dilakukan karena anak dapat mengontrol dirinya sendiri. 7. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anda yang memanfaatkan area bermain outdoor untuk pendidikan informal bagi anak ternyata dapat meningkatkan kemampuan bahasa. Bermain dengan teman sebaya dapat meningkatkan komunikasi dengan temannya. Ini berbeda dengan anak yang hanya bermain di rumah saja, anak akan menjadi pendiam dan pasif. Anak akan dilatih untuk mengutarakan keinginannya pada orang lain saat berada di luar rumah. 8. Mencegah Rabun Jauh Aktivitas outdoor dapat mencegah terjadinya rabun jauh. Anak yang menggunakan area bermain outdoor dapat mencegah miopi sebanyak 50% jika menghabiskan 1 jam dalam sehari di luar ruangan. Miopi sendiri merupakan gangguan penglihatan yang menyebabkan anak tidak mampu melihat objek dalam jarak jauh. Faktor memicu terjadinya miopi adalah sering bermain gawai atau TV terlalu dekat. Apabila anak sering bermain di luar ruangan, anak akan melihat alam dan menjauhkan gawai dari kebiasaannya. Dengan begitu, anak akan terhindar dari rabun jauh bahkan bisa menyembuhkan rabun jauh yang belum terlalu parah. Selamat mencoba. Demikian ulasan kami tentang cara membangun area bermain outdoor untuk buah hati Anda, Anda juga bisa membaca artikel kami tentang desain taman bermain outdoor yang cocok untuk buah hati Anda. Semoga bermanfaat. ls editted by AL270121, 16/07/2022 by diminimalis.

Setiapdenah sekolah yang dibuat memiliki sentra area yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran anak usia dini nantinya. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Pengertian lingkungan belajar indoor 1.2.2 Prinsip penataan lingkungan belajar indoor 1.2.3 Model penataan ruangan indoor berdasarkan usia 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Menjelaskan pengertian

The purpose of the study is to develop a learning environment design that integrates indoor and outdoor playground to optimize multiple intelligences. Background research is the low ability of multiple intelligences of early childhood. The research approach uses research and development. Develop some of the intelligence needed to support the indoor learning environment and outdoor playground. Through the design of the learning environment setting indoor and outdoor playground to optimize multiple intelligences of early childhood. The implementation of main learning environments to develop multiple intelligences in early childhood education institutions. Keywords Learning environment, Indoor Outdoor Playground, Multiple Intelligences, Early Childhood. Tujuan penelitian untuk mengembangkan desain lingkungan belajar indoor dan outdoor playground terintegrasi untuk mengoptimalisasi multiple intelligences anak usia dini. Latar belakang penelitian adalah rendahnya kemampuan multiple intellegences anak usia dini. Pendekatan penelitian menggunakan penelitian dan pengembangan. Pengembangkan instrumen multiple intelligences diperlukan untuk mendukung pengaturan lingkungan belajar indoor dan outdoor playground. Melalui rancangan seting lingkungan belajar indoor dan outdoor playground untuk mengoptimalisasi multiple intelligences anak usia dini berdasarkan tahapan pengembangan. Implementasi rancangan lingkungan belajar indoor dan outdoor playground terintegrasi untuk mengembangkan multiple intelligences anak di lembaga pendidikan anak usia dini. Kata Kunci Lingkungan Belajar, Taman bermain Indoor-outdoor, macam-macam kecerdasan, anak Usia dini. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.... Menyediakan playground bagi anak usia dini haruslah memperhatikan aspek fisik dan nonfisik Mariyana & Setiasih, 2018. Aspek fisik meliputi kelengkapan material, ukuran, luas, berat arah dan sebagainya, sementara aspek nonfisik yaitu pertimbangan rasa aman, minat dan rasa ingin tahu anak, kebebasan berekspresi, membangun rasa percaya diri, aktualisasi diri, menyalurkan emosi dan rasa kegembiraan Mariyana & Setiasih, 2018. ...... Menyediakan playground bagi anak usia dini haruslah memperhatikan aspek fisik dan nonfisik Mariyana & Setiasih, 2018. Aspek fisik meliputi kelengkapan material, ukuran, luas, berat arah dan sebagainya, sementara aspek nonfisik yaitu pertimbangan rasa aman, minat dan rasa ingin tahu anak, kebebasan berekspresi, membangun rasa percaya diri, aktualisasi diri, menyalurkan emosi dan rasa kegembiraan Mariyana & Setiasih, 2018. Playground bagi anak usia dini haruslah memperhatikan aspek alat permainan yang ada di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan anak, pengasuh dan guru Stanton-Chapman & Schmidt, 2019. ...... Selama ini tempat bermain anak usia dini telah banyak dikembangkan, namun sebagian besar lebih berfokus pada faktor keamanan saja, belum banyak yang berfokus pada manfaat aspek perkembangan yang akan didapatkan oleh anak Little & Eager, 2010. Di samping itu, pengembangan playground yang berfokus pada manfaat untuk anak masih terbatas Mariyana & Setiasih, 2018. ...Playground bagi anak usia dini merupakan tempat bermain dan sarana belajar yang menyenangkan. Playground dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengenal berbagai kebudayaan Indonesia. Selama ini playground hanya digunakan untuk bermain bebas oleh anak-anak. Padahal apabila dirancang dan digunakan dengan baik playground dapat membantu menumbuhkan rasa cinta tanah air Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain playground budaya sebagai media untuk menanamkan cinta tanah air pada anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development RD, meliputi analisi masalah, pengumpulan data, perencanaan desain, validasi, dan pembuatan desain playground budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain playground budaya yang dibuat terdiri dari 1 ayunan, 1 seluncuran, 1 jungkat-jungkit, 1 kazebo, dan 1 gapura. Masing-masing sarana permainan tersebut diintegrasikan dengan unsur kebudayaan Indonesia. Dengan playground budaya ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat cinta tanah air pada anak usia dini... Diawal masa kanak-kanak, pengetahuan dasar, perilaku dan sikap perlu didirikan Ayuni et al., 2020. Pada saat ini, pendidikan kehidupan lebih efektif untuk diajarkan pada anak usia dini Mariyana & Setiasih, 2018. Integrasi pendidikan kehidupan ke dalam kurikulum memungkinkan anak-anak untuk merasakan dan mengalami hidup melalui pembelajaran, meningkatkan pengetahuan diri, mempromosikan kepedulian terhadap orang lain, dan mengembangkan rasa tanggung jawab anak-anak untuk lingkungan dan untuk halhal di sekitar mereka Pahrul & Amalia, 2020. ...Beby BantengKeadaan lingkungan yang tidak kondusif dapat memberi pengaruh yang signifikan untuk perkembangan anak di masa mendatang, khususnya pada lingkungan Kabupaten Gorontalo. Anak membutuhkan ruang lingkungan yang optimal melalui program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan ruang lingkungan bagi anak melalui pendidikan dan budaya di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan focus group discussion FGD. Analisis data menggunakan model interaktif Miles and Huberman. Responden yang terlibat berjumlah 9 orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemerintah dan pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan serta perencana kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya ruang lingkungan bagi anak melalui pendidikan dan budaya di Kabupaten Gorontalo masih dalam proses perkembangan. Sehingga solusi pemerintah untuk membangun kelayakan ruang lingkungan dimulai dari proses sosialisasi pendidikan. Sedangkan dalam budaya dimulai dengan diterapkan nilai kearifan lokal dalam kegiatan proses belajar di has not been able to resolve any references for this publication.
Halini dikarenakan persepsi manusia terhadap elemen dan feel dari suatu desain interior diperoleh dari sensasi visual, auditorial, perabaan, maupun pembauan terhadap elemen-elemen lingkungan. Secara visual, manusia dapat membedakan jarak, tinggi, bentuk, serta warna. Secara auditorial, manusia dapat mengatur seberapa parah tingkat kebisingan.
Cara Menata Ruang Luar outdoor Lingkungan Main Anak Usia Dini PAUD –Ruang luar merupakan lingkungan belajar yang sangat menyenangkan bagi anak. Di ruang luar anak lebih bebas bergerak karena seharusnya ruang luar memfasilitasi perkembangan motorik kasar anak. Lingkungan belajar tidak selalu identik dengan banyaknya alat permainan yang dimiliki, tetapi terlebih penting adalah bagaimana agar anak dapat terlibat aktif di dalam lingkungan belajar tersebut. Tidak pula menjadi arif bila satuan PAUD yang terbatas luas halaman bermainnya diisi dengan alat permainan di luar yang penuh sesak. Anggapan bahwa PAUD yang tidak memiliki alat bermain di luar adalah lembaga PAUD yang kurang bermutu, sudah harus ditinggalkan. Cara Menata Ruang Luar Outdoor Lingkungan Main PAUD Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Dari lingkungan, anak belajar tentang kebersihan, kerapian, disiplin, kemandirian, semangat pantang menyerah, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu, lingkungan pada Pendidikan Anak Usia Dini harus direncanakan, ditata, dimanfaatkan, dan dirawat secara cermat agar mampu mendukung pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan bersama. Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar Luas area bermain sebagaimana standar internasional menetapkan 7 m2 per anak Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang yang menyengat Bak pasir harus ditutup bila tidak digunakan dan dipastikan dalam kondisi kering agar tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil. Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yang tidak licin, sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang. Mainan di ruang luar Bebas dari bahan yang berbahaya. Penataan sarana cukup luas bagi anak bergerak bebas, tidak perlu berdesakan. Ketinggian mainan sebaiknya tidak lebih dari meter dan tingkat kemiringannya sekitar 40o. Dasar seluncuran cukup lembut. Dipastikan tidak mudah patah atau putus. Dikontrol dan diperbaiki secara reguler. Sebaiknya tidak terkena langsung terik matahari. Seluncuran, ayunan, jungkitan, dan sarana bermain outdoor dalam kondisi baik dan catnya tidak mengandung toxin. Jika bahan menggunakan kayu, dipastikan permukaan kayu licin untuk mencegah anak tertusuk serpihannya. Apa yang Harus Dipertimbangkan dalam Membuat Pagar? Pagar pembatas area outdoor dengan tempat umum di luar lembaga diperlukan untuk memastikan bahwa anak-anak tidak bisa terdorong ke dalam situasi berbahaya. Desain dan ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk mencegah anak dapat keluar dengan cara merangkak di bawah Mekanisme penguncian harus disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya ketika gerbang tidak ditutup. Pagar dapat menjadi sentra berkebun anak KLIK DISINI, Cara Menata Lingkungan Main/ Belajar PAUD INDOOR Portal pendidikan anak usia dini no. 1 di Indonesia, Kurikulum dan pembelajaran PAUD terbaru. Follow sosial media kami. Didalam menata ruang belajar umumnya membagi lingkungan belajar ke dalam dua bagian besar, yaitu lingkungan belajar dalam kelas sering disebut dengan lingkungan indoor, dan lingkungan belajar luar kelas yang sering disebut lingkungan belajar outdoor. a. Lingkungan Belajar di Dalam Kelas Indoor Sasaranpengelolaan lingkungan belajar dalam kelas atau indoor diawali dari pengenalan ruangan yang akan digunakan sebagai tempat belajar bagi anak.
Cara Menata Lingkungan/ Ruang Belajar di Dalam Indoor PAUD –Lingkungan belajar, baik di dalam maupun di luar mempengaruhi apa dan bagaimana anak belajar. Lingkungan yang mengundang; mendorong dan membantu anak bereksplorasi, bereksperimen; memanipulasi benda dan alat main secara bermakna, menyenangkan, dan menantang kemampuan berpikir mereka membuat kegiatan pembelajaran menjadi semakin menyenangkan. Prinsip Menata Lingkungan/ Ruang Belajar di Dalam Indoor PAUD Penataan ruangan memperhatikan kebebasan anak bergerak, dengan memperhatikan Kelompok usia anak bayi, batita, atau prasekolah Jumlah anak yang akan dilayani , kebutuhan gerak setiap anak 3 m2 di luar yang terpakai loker, dan perabotan lainnya Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD Dapat digunakan oleh berbagai kegiatan Antarruang kegiatan dibatasi oleh loker setinggi anak saat berdiri agar dapat diobservasi oleh guru secara menyeluruh Penataan ruangan memfasilitasi anak bermain sendiri, kelompok kecil, dan kelompok besar Aman, bersih, nyaman, dan mudah diakses oleh anak yang berkebutuhan khusus Mudah untuk dikontrol dapat dipantau secara keseluruhan Sentra balok dan sentra main peran saling berdekatan Sentra seni dengan sentra main bahan alam berdekatan Buku ditempatkan di setiap sentra atau di tempat tertentu yang mudah dijangkau semua anak. Sentra musik dan gerak lagu di tempat pijakan sebelum main tempat semua anak berkumpul. Sentra disusun lebih fleksibel agar dapat diubah sesuai dengan kebutuhan Cahaya, sirkulasi udara, sanitari, lantai/karpet bebas dari kutu, jamur, dan debu. Penggunaan cat tembok dan kayu tidak mudah luntur saat dipegang anak. Lantai tidak berbahan licin dan harusnya mudah dibersihkan. Stop kontak tidak mudah dijangkau anak. Pegangan pintu setinggi jangkauan anak, kecuali pintu pagar setinggi jangkauan orang dewasa Dinding sebaiknya tidak dilukis permanen. Warna perabot dan dinding menggunakan warna natural Bebas dari asap rokok, bahan pestisida, dan toxin. Bebas dari bahan yang mudah terbakar atau rapuh. Tips Menata APE Indoor Dalam Ruangan, KLIK DISINI Bagaimana Memilih Furnitur? Meja dan kursi untuk anak disesuaikan dengan ukuran anak, baik berat maupun ukurannya. Penyesuaian ukuran dengan kemampuan anak dimaksudkan agar anak nyaman menggunakannya, menghindari kecelakaan karena kesulitan anak menggunakannya. Di samping itu, anak dapat dilibatkan untuk turut membereskan meja – kursi apabila ruangan akan digunakan kegiatan lain yang tidak membutuhkan pemakaian meja dan kursi. Ujung meja dan kursi anak berbentuk tumpul tidak runcing. Loker tempat menyimpan alat main anak dan buku-buku bacaan anak setinggi jangkauan anak digunakan sebagai pemisah sentra bermain. Bila kursi plastik yang dipilih, pastikan cukup kokoh dan tidak licin bila ditempatkan di atas lantai. Bila alat furnitur yang dipilih berbahan kayu, pastikan cat yang digunakan aman bagi anak, tidak berbau, tidak mengandung toxin atau racun. Perhatikan permukaan furnitur kayu. Permukaan kayu yang kasar dapat melukai anak Apa yang Diperhatikan dalam Menempatkan Toilet? Toilet termasuk prasarana vital yang harus dimiliki satuan PAUD. Tempat ini harus dirancang dan dirawat dengan baik, karena selain untuk pembelajaran anak, tempat ini memudahkan penyebaran virus atau bakteri. Oleh karena itu, untuk toilet yang bersih harusnya memenuhi unsur berikut Toilet anak terpisah dengan toilet dewasa. Untuk toilet anak tidak memerlukan slot kunci. Pintu toilet anak cukup setengah badan. Ruangan toilet dekat dengan kegiatan anak agar mudah terawasi oleh guru. Tersedia air bersih yang bisa diakses anak secara mandiri. Tersedia sarana pembersih sabun cair dan pengering tangan tissue untuk pembiasaan pola hidup bersih dan sehat. Tersedia tempat pembuangan benda kotor. Lantai diusahakan selalu kering agar tidak licin dan bebas dari bau. Ukuran alat fasilitas kebersihan sanitary sesuai dengan ukuran anak agar anak dapat menggunakan dengan mudah dan mampu membersihkannya sendiri dengan mudah pula. Pencahayaan ruang toilet cukup baik dengan sirkulasi udara yang baik pula agar tidak mudah tumbuh jamur dan bau. Semua alat dan sanitary di ruang mandi selalu terjaga kebersihannya KLIK DISINI, Cara Menata Lingkungan Belajar LUAR RUANGAN Outdoor PAUD Portal pendidikan anak usia dini no. 1 di Indonesia, Kurikulum dan pembelajaran PAUD terbaru. Follow sosial media kami.
Lingkunganbelajar anak adalah dunia bermain mereka baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Syarat Pengajuan KPR Untuk Wiraswasta/Pemilik Badan Usaha. Agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi dalam bermain judi online di Indonesia anda tentu harus memilih situs penyedia yang bertanggung jawab dan fair play dalam
*Primary authors are Ali Thiel and Oby Ekwueme Kickball. Soccer. Mudpies. Climbing trees. Is there anything more fun in the world than playing? Pure, childlike freedom where anything is possible and anything goes. Nowadays, much of play is indoors. Computer games. TV. PS3 or whatever version they’re on now. Something seems to be missing Joy? Shared connection? The carefree laughter has been replaced by the quick jabs of a controller. Recent studies tell us why indoor play is detrimental to children’s growth. Outdoors, a child learns on multiple levels with each new adventure Burdette and Whitaker, 2005. With all of the imaginary castles, lands, and creatures, the brain develops at a much faster rate than for those who play indoors. There are numerous effects. Not only do they become better learners, and do well in school, but they are more fun to be around they make more friends—everyone wants to play with the kid with the active imagination! Consequently, children will be much happier because, hey, they’re smart and they have a lot of friends. All of this comes from just playing outside; you can bake many loaves in the same oven. Not only are there mental advantages to playing outside, there are even more physical advantages. Obviously, if a child is playing outside he/she will be way more active than the child that stays indoors. The great thing about this is that it can have long-lasting effects Cleland, et al., 2008. Years down the road, the child will still be more active and less likely to be overweight. If you think about this, it makes perfect sense; teach a child when they’re young to love the outdoors and they will love it forever. Now here’s what the experts say about the disadvantages of indoor play. The worst news first. Researchers have found a disorder called “Nature Deficit Disorder." Basically, this means that not playing outdoors and with nature hiking or camping is really detrimental for kids. Researchers have even gone so far as to study whether how close parents are to nature affects their children. They found that children who lived closer to nature and had more opportunities to be in the natural world were less stressed out with life Wells and Evans, 2003. They also found that children who had a more natural day-care setting camps had better motor coordination and could better concentrate/pay attention Wells, 2000, back to what we were talking about up top. This makes sense, though, because nature can provide an outlet to get away from life’s stressors like our fast-paced, technological world. Nature slows us down, lowering blood pressure, as we appreciate its natural beauty Wells, 2000. So basically, when kids don’t play outside in the natural world, they miss the great benefits that nature provides. Now right about here some people may argue for indoor play. Don’t games such as Wii Fit, Just Dance, and Dance-Dance Revolution offer physical benefits? Well, yes. It has been found that children who play these games get about the same levels of physical exertion as children who walk for an hour Graft, Pratt, Hester, and Short, 2009. But, there are so many disadvantages to playing these games. They are missing connecting to nature, the freedom to invent games themselves and interact freely with others. Wii games are more like adult-directed sports activities. They just are not as good as letting children direct their own play. Moreover, violent video games have been shown to “produce” more violent children than children who play neutral video games Willoughby, Adachi, and Good, 2012 or than those who play outside. Researchers have discovered why children like video games. Do you know what they found? Children play video games for many reasons, including that video games are a fun challenge, stress relievers, offer companionship with other players and/or friends Colwell, 2007. Doesn’t this sound like a poor substitute for playing outside? You can reap the more rewards and it’s free. Now, some people may be wondering why parents let their kids stay indoors if playing outside is so much better. Some parents are worried about picking up germs outside. Oddly enough, research shows that the air indoors is actually more likely to promote asthma than being outside Epstein, 2001. For families who live in big cities, it does not seem like there is a choice because parents fear for their kids’ safety. This has become such an issue that the current generation is used to being watched constantly, unlike prior generations. Solutions in this case might be Parents can play outside with their kids. Even kicking or throwing a ball around is good-not only would this allow the children to get the fun of playing outside, but it would also help foster closer parent-to-child bonds. Allow your child to ride their bike to school. Not only is this physical activity, but through this, they can also develop safety awareness for themselves. Let your child walk to school with friends or with you. One study showed that some children prefer to walk places because of boring car rides and they were apart from their friends Mitchell, Kearns, and Collins, 2007. Talk to your neighbors about getting the kids out. One study showed that many parents reported restricting their children’s outdoor time because there were few people out and about in the neighborhood; however, by keeping children in, it dissuades other parents from allowing their children out as well Carver, Timperio, and Crawford, 2008. So it turns into a vicious cycle! Outdoor activities are fun and very helpful for children’s development. Indoor activities, though they may be fun, can be detrimental because they do not promote adequate physical and mental growth. One way to combat this is allowing children to do little things play catch, walk to school, ride their bikes around the neighborhood with their friends. So what are you waiting for? It’s National Outdoor Play Day the first Saturday in every month. Get up off of that chair and go outside and play! *Ali Thiel and Oby Ekwueme are students at the University of Notre Dame in Indiana. References Burdette, H., & Whitaker, R. 2005. Resurrecting Free Play in Young Children. Arch Pediatr Adolesc Med., 159, 46-50. doi Carver, A., Timperio A., & Crawford, D. 2008. Playing it safe The influence of neighbourhood safety on children’s physical activity—A review. Health & Place, 14, 217-227. doi Cleland, V., Crawford, D., Baur, Hume, C., Timperio, A., & Salmon, J. 2008 A prospective examination of children’s time spent outdoors, objectively measure physically activity and overweight. International Journal on Obesity, 3211, 1685-1693. Colwell, J. 2007. Needs met through computer game play among adolescents. Personality and Individual Differences, 43, 2072-2082. doi Epstein, B. 2001. Childhood asthma and indoor allergens The classroom may be a culprit. The Journal of School Nursing, 17 5, 253-257. Graf, D., Pratt, L., Hester, C., & Short, K. 2009. Playing Active Video Games Increases Energy Expenditure in Children. Pediatrics, 124, 534-541. doi Mitchell, H., Kearns, R., & Collins, D. 2007. Nuances of neighbourhood Children’s perceptions of the space between home and school in Auckland, New Zealand. Geoforum, 38, 614-627. doi Wells, N. 2000. At Home With Nature Effects of “Greenness” on Children’s Cognitive Functioning. Environment and Behavior, 32, 775-795. doi Wells, N., & Evans, G.2003. Nearby Nature A Buffer of Life Stress among Rural Children. Environment and Behavior, 35, 311-330. doi Willoughby, T., Adachi, P., & Good, M. 2011. A Longitudinal Study of the Association Between Violent Video Game Play and Aggression Among Adolescents. Developmental Psychology, 48, 1044-1057. doi
LingkunganBermain dan Alat Permainan Anak. Lingkungan bermain dan alat permainan yang aman merupakan salah satu hal utama yang harus diperhatikan pada kegiatan bermain anak. Hoorn, Nourot, Scales, Alward (2007: 96) menyatakan bahwa setiap tahun, ribuan anak mengalami luka ketika bermain dengan mainan komersil yang tidak memenuhi standar kelayakan.
ArticlePDF AvailableAbstractThe aim of the research is to develop an integrated indoor and outdoor playground learning design to optimizemultiple intelligences. Through research and development carried out two stages. The first stage, developingmultiple intelligence instruments is needed to support the design of an integrated learning environment. Thesecond stage, designing the setting design of integrated learning environment based on development stage. Theresults showed that the design of integrated learning environment management can optimize the multipleintelligence of early childhood. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 241 PENATAAN LINGKUNGAN BELAJAR TERPADU UNTUK MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN JAMAK ANAK Rita Mariyana, Ocih Setiasih Universitas Pendidikan Indonesia rita_upi setiasih Abstract The aim of the research is to develop an integrated indoor and outdoor playground learning design to optimize multiple intelligences. Through research and development carried out two stages. The first stage, developing multiple intelligence instruments is needed to support the design of an integrated learning environment. The second stage, designing the setting design of integrated learning environment based on development stage. The results showed that the design of integrated learning environment management can optimize the multiple intelligence ofearly childhood. Keywords Learning Environment, Indoor, Outdoor Playground, Multiple Intelligences A. PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep dan penataan lingkungan belajar indoor dan outdoor playgound untuk pengembangan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Produk yang dihasilkan berupa desain seting lingkungan belajar indoor outdoor playgound terpadu untuk memaksimalkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Asumsi potensi kecerdasan jamak multiple intelligences pada anak-anak muncul berdasarkan paradigma bahwa setiap anak memiliki potensi jenius. Setiap anak lahir dengan kemampuan tertentu. anak memiliki kekaguman, rasa ingin tahu, spontanitas, vitalitas, fleksibilitas, dan jauh lebih menyenangkan baginya. Anak usia dini akan langsung dikendalikan sistem yang kompleks dari simbol, otak brilian, kepribadian dan percepatan sensitif terhadap rangsangan apapun. Kewajiban orang tua di rumah dan guru di sekolah untuk memelihara kecerdasan masingmasing anak sejak dini. Kejeniusan alami anak harus dipelihara dan dipupuk secara optimal dengan bimbingan orang tua dan guru serta penyediaan lingkungan belajar yang kondusif untuk mengoptimalkan kecerdasan jamak anak. Lingkungan belajar anak usia dini sebaiknya menyediakan fasilitas bermain anak yang menjadikan anak bebas untuk bergerak, berkreasi, menjelajah termasuk melakukan berbagai manipulasi sehingga anak-anak mendapatkan beberapa perilaku baru dari aktivitasnya. Lingkungan belajar di dalam ruangan akan digunakan tempat belajar bagi anak-anak untuk mengasah berbagai potensinya. Hal yang menjadi perhatian setidaknya meliputi ukuran ruangan, keadaan lantai, dinding kelas, atap langit-langit dan lain-lain yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan, Mariyana, dkk.. Kegiatan di lingkungan belajar luar ruangan tempat bermain anak outdoor playground merupakan bagian integral dari program pengembangan dan pembelajaran anak-anak. Lingkungan belajar di luar ruangan menguntungkan dan efektif membantu perkembangan anak-anak yang memiliki kecerdasan jamak yang bervariasi, maka lingkungan belajar outdoor playground harus menjadi bagian yang perlu ditata dengan baik dan serius. Pentingnya menyediakan lingkungan belajar yan kondusif untuk anak usia dini dapat merangsang dan mengembangkan PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 242 potensi anak, khususnya potensi kecerdasan jamak yang dimiliki oleh masing-masing anak yang berbeda sehingga dengan mengembangkan model desain penataan seting lingkungan belajar indoor outdoor playground terpadu dapat meningkatkan potensi kecerdasan jamak yang dimiliki setiap anak. Temuan penelitian Afoma R. Okudo Christy Omotuyole, 2014 menjelaskan bahwa lingkungan belajar anak prasekolah harus menyediakan fasilitas untuk kecerdasan bahasa anak-anak dan perkembangan keseluruhan dari konten dan gaya belajar setiap anak sehingga lingkungan belajar anak prasekolah harus sangat berbeda dari karakteristik orang dewasa. Temuan ini mengindikasikan bahwa lingkungan belajar anak usia dini harus berbeda dengan orang dewasa dan harus dapat mempasilitasi perkembangan dan optimalisasi kecerdasan jamak anak. B. KAJIAN LITERATUR Masa anak usia dini atau usia prasekolah adalah periode sensitif. Setiap anak sensitif untuk menerima rangsangan apapun, selama fungsi psikis dan fisik siap untuk menanggapi setiap stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur utama memberikan beberapa stimulus perlu ditangani secara serius. Diperlukan perencanaan dan seleksi khusus untuk memberikan lingkungan yang sesuai dan dibutuhkan oleh anak-anak. Akurasi dari lingkungan yang disediakan tidak akan berpengaruh pada proses dan hasil dari perilaku anak-anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebuah lingkungan belajar yang mampu mengembangkan berbagai perkembangan anak secara optimal jika dirancang secara apik dan baik. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam membangun kemampuan dan perilaku anak-anak dan mengembangkan potensi kecerdasan jamak anak. Implikasinya adalah bahwa lingkungan untuk anak-anak harus diberikan prioritas, terutama jika lingkungan tersebut adalah lingkungan belajar. Memahami pengelolaan lingkungan belajar sangat penting, dan untuk menjadi bermakna, yang pertama perlu rumus untuk digabungkan adalah konsep lingkungan belajar. Dari kata “lingkungan” dan “belajar,” dapat dirumuskan dalam hal lingkungan belajar, yang merupakan tempat atau suasana yang mempengaruhi proses perubahan perilaku manusia. Tentu saja manusia adalah anak sebagai subyek yang berada di lingkungan itu. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa perubahan yang dihasilkan dari lingkungan dapat dirasakan dan relatif permanen. Semakin kuat pengaruh lingkungan, perubahan yang akan terjadi pada subjek yang diteliti diperkirakan akan lebih tinggi juga. Ini adalah besarnya pengaruh lingkungan terhadap perilaku belajar anak. Untuk itu akan sangat bijaksana, jika seseorang guru menampilkan peran lingkungan untuk perkembangan dan pertumbuhan individu, terutamaanak-anak. 1. Lingkungan Belajar Anak Usia Dini Periode usia PAUD atau prasekolah adalah masa peka. Anak sensitif untuk menerima segala rangsangan, yaitu pada masa fungsi-fungsi fisik dan psikis telah siap merespon segala rangsangan stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang mensuplai atau menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh. Diperlukan perencanaan dan seleksi khusus agar dapat menyediakan lingkungan yang cocok dan diperlukan oleh anak. Ketepatan lingkungan yang disediakan akan memberi pengaruh pada proses dan hasil perilaku anak, baik secara langsung mau pun tidak langsung. PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 243 Suatu lingkungan belajar yang benar mampu mengembangkan berbagai dimensi perkembangan anak secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor penentu kunci keberhasilan dalam membangun kemampuan dan perilaku anak. Implikasinya adalah bahwa penyediaan lingkungan bagi anak hendaknya mendapat prioritas, apalagi jika lingkungan tersebut merupakan lingkungan belajar, Mariyana, dkk.. Pengertian lingkungan belajar secara bertahap. Agar lebih bermakna, rumusan pertama yang perlu dikombinasikan adalah konsep lingkungan belajar. Dari perpaduan kata “lingkungan” dan “belajar”, secara sederhana dapat dirumuskan pengertian lingkungan belajar, yaitu suatu tempat atau suasana keadaan yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia. Tentu manusia tersebut adalah pelajar sebagai subjek yang berada di lingkungan tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat dilanjutkan bahwa perubahan-perubahan yang diakibatkan lingkungan dapat bersifat menetap dan relatif permanen. Semakin kuat pengaruh lingkungan tersebut, maka perubahan yang akan terjadi pada subyek belajar diprediksikan akan semakin tinggi pula. Inilah kehebatan pengaruh lingkungan terhadap perilaku seseorang. Untuk itu akan sangat tidak bijak, apabila seseorang menampikan saja peran lingkungan bagi perkembangan dan pertumbuhan individu, terutama anak-anak. Bahwa lingkungan belajar merupakan sarana yang dengannya para pelajar dapat mencurahkan dirinya untuk beraktivitas, berkreasi, termasuk melakukan berbagai manipulasi banyak hal hingga mereka mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatannya itu. Dengan bahasa lain, lingkungan belajar dapat diartikan sebagai “laboratorium” atau tempat bagi anak untuk bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri untuk mendapatkan konsep dan informasi baru sebagai wujud dari hasil belajar. Jika pelajar itu adalah anak PAUD Pendidikan Anak Usia Dini atau prasekolah, maka lingkungan tersebut adalah lingkungan belajar yang diperuntukan bagi anak-anak usia PAUD atau prasekolah. 2. Lingkungan Belajar Indoor Untuk Anak UsiaDini Mendapatkan ruangan kelas yang ideal, kita perlu memperhatikan pengaturan dan penataan ruangan kelasnya. Ruangan bermain indoor untuk anak biasanya berupa ruangan yang luas berbentuk persegi panjang, namun memiliki beberapa pembatas yang memisahkan satu area dengan area lainnya. Di setiap sudut ruangan juga biasanya disediakan tempat penyimpanan bahan-bahan yang dapat dipergunakan untuk beraktivitas. Ruang kelas anak-anak yang lebih muda sekitar 3-4 tahun biasanya diatur dengan bentuk yang lebih sederhana. Keseluruhan aktivitas belajar terjadi di satu ruangan dan anak-anak dapat dengan leluasa duduk di lantai kelas. Beberapa gambar dan simbol pembelajaran dipasang untuk mendeskripsikan berbagai kegiatan yang terjadi di setiap sudut ruangan. Sebagai contoh, kegiatan membaca biasanya dilakukan di area belajar yang diberi nama “area bahasa”, atau kegiatan menggambar di “area seni”. Prinsipnya adalah bahwa kegiatan-kegiatan ini dilakukan pada area-area yang sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan, Mariyana, dkk.. Lingkungan dalam ruangan indoor sangat penting bagi anakanak. Lingkungan dan ruangan indoor harus akrab dan menghibur, mengurangi transisi dari suasana di rumah hingga pengaturan awal tahun sekolah. Hal ini melibatkan PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 244 melengkapi lingkungan fisik dengan perabotan yang lembut, ruangan kecil dan ruang yang sepi. Pengaturan ruangan terbaik memudahkan transisi dengan melayani semua anak, Beckley, 2012. 3. Lingkungan Belajar Outdoor Playground Untuk Anak Usia Dini Kegiatan di luar ruangan merupakan suatu bagian integral dari program pendidikan anak usia dini. Bagi Froebel, taman bermain anak-anak itu bersifat “alamiah”. Anak-anak memelihara kebun, membangun bendungan aliran air, memelihara binatang, dan melakukan permainan. Pada umumnya mereka melakukannya di luar ruangan atau di outdoor space. Selain anak menyukai udara bebas dan areanya yang luas, kegiatan di laur juga lebih banyak menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan anak untuk membantu perkembangannya. Lingkungan belajar di luar kelas seyogyanya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak mengekspresikan keinginannya. Lingkungan ini merupakan tempat yang sangat menarik dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak bermain di luar, mereka menunjukkan ketertarikan serta rasa ingin tahu yang tinggi. Karena lingkungan di luar kelas selalu penuh kejutan dan kaya akan perubahan. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Guru-guru pun dapat membantu anak dalam meningkatkan pertumbuhan mereka melalui programprogram pembelajaran, yang dapat dievaluasi melalui pengamatan, atau pun berinteraksi langsung dengan anak. Lingkungan belajar luar kelas outdoor playground yang terpadu yang juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mendorong kegiatan anak dalam keingintahuan, penyelidikan dan eksplorasi, memiliki sejumlah pengalaman sensual bagi anak-anak untuk mendorong anak menggunakan semua indra mereka, yang aman Johnston, 2005 dalam Beckley, 2012. 4. Optimalisasi Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini Melalui aktivitas di luar ruangan atau outdoor semua bagian perkembangan anak dapat ditingkatkan. Hal ini terjadi karena aktivitas outdoor melibatkan multi aspek perkembangan anak. Aktivitas outdoor lebih berperan dalam mengintegrasikan sensoris dan berbagai potensi yang dimiliki anak. Hal ini termasuk perkembangan fisik, keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, serta perkembangan emosional dan intelektual. Kecerdasan Jamak Multiple Intellegences merupakan istilah dalam kajian tentang kecerdasan yang diprakarsai oleh seorang pakar pendidikan Amerika Serikat bernama Howard Gardner 2004. Terdapat keragaman terjemahan tentang Multiple Intellegences ini, sebagian orang menerjemahkan dengan kecerdasan ganda, kecerdasan majemuk dan kecerdasan jamak. Dalam artikel ini yang dipergunakan sebagai terjemahan multiple intellegences adalah kecerdasan jamak. Secara umum kecerdasan jamak pada anak yang dicetuskan oleh Howard Gardner 2004 adalah sebagai berikut ini a. KecerdasanLinguistik Verbal; b. Kecerdasan Logika-Matematika Matematis-Logis; c. Kecerdasan Spasial Ruang; d. Kecerdasan Kinestetik Fisik dan Gerak; e. Kecerdasan Musikal Musik; PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 245 f. Kecerdasan Interpersonal; g. Kecerdasan Intrapersonal Dalam Pribadi; dan h. Kecerdasan Naturalis Alam. 5. Mengenali Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini Mengembangkan sebuah profil dari kecerdasan jamak seseorang bukanlah hal yang sederhana. Tidak ada satu pun tes kecerdasan yang dapat menentukan potensi dan kualitas dari kecerdasan-kecerdasan seseorang. Tes-tes yang sudah terstandardisasi saat ini, seperti yang sering dikemukakan oleh Howard Gardner 2004, hanya mengukur sebagian kecil dari keseluruhan spektrum kemampuan. Cara penilaian yang realistis dari kinerja orang dalam beraneka konteks jenis tugas dan kegiatan untuk menilai atau mengetahui kecerdasan jamak sesorang adalah dengan melalui sebuah pengalaman-pengalaman terasosiasi antara satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain. Tentunya dibutuhkan waktu panjang untuk menelitinya, Hoerr,2004. Meskipun benar setiap anak dapat memiliki semua kecerdasan dan mampu mengembangkannya ke suatu tingkat yang cukup tinggi, anak-anak kelihatannya menunjukkan apa yang Howard Garner 2004 sebutkan sebagai kecenderungan terhadap kecerdasan-kecerdasan tertentu pada usia yang sangat muda. Pada saat anak masuk sekolah, anak mungkin telah menentukan cara-cara belajar yang lebih selaras dengan beberapa kecerdasan anak dibandingkan yang lain. Anak-anak yang menonjol kuat secara berpikir, menyukai membutuhkan linguistik dalam kata-kata membaca, menulis, menceritakan, bermain kata-kata, dsb. Bukubuku, kaset, kertas, diary, dialog, diskusi, debat, cerita-cerita, dsb. Logika matematis dengan menalar bereksperimen, menanyakan, mengatasi teka-teki logika, menghitung, dsb. Benda-benda yang bisa diselidiki dan dipikirkan, materi-materi ilmiah, yang dapat dikutak katik, kunjungan-kunjungan ke planetarium atau museum ilmiah. Ruangan gambar-gambar merancang, menggambar, menvisualisasikan, dsb. Seni, Lego, video, film, slide, permainan imajinasi, maze, puzzle, buku-buku ilustrasi, kunjungan-kunjungan ke museum seni. Tubuh fisik melalui sensasi-sensasi somatik tarian, berlari, melompat, membangun, menyentuh, dsb. Permainan peran, drama, gerakan, benda-benda yang bisa dibangun, olahraga dan permainan-permainan fisik, belajar langsung, dsb. Musik melalui irama-irama dan melodi-melodi bernyanyi, bersiul, mengetuk menggunakan kaki dan mendengarkan, dsb Bernyanyi bersama-sama, mendatangi konser-konser, bermain musik di rumah dan sekolah, alat-alat sekolah, dsb. Interpersonal dengan memantulkan ide-ide mereka terhadap orang lain memimpin, berorganisasi, berelasi, memanipulasi, menengahi, dsb. Kawan-kawan, kelompok-kelompok permainan, perkumpulan sosial, acara komunitas, klub-klub, permur idan. Dalam pribadi jauh ke dalam dirinya membentuk tujuan-tujuan, bermeditasi, bermimpi, berdiam diri, berencana tempat-tempat rahasia, waktu sendirian, proyek-proyek pribadi, pilihan-pilihan. Kecerdasan alam dengan analogi yang ada di alam berada di alam berkeliaran, berhubungan, dan menyentuh tanah, air, hewan, dan angin, Suyadi, 2014. C. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Research and Development karena bertujuan untuk mengembangkan sebuah desain penataan lingkungan belajar indoor dan outdoor playgound terpadu yang dapat PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 246 memaksimalkan potensi kecerdasan jamak pada anak usia dini. Tahapan penelitian secara sederhana dikelompokan menjadi empat tahap kegiatan yaitu tahap studi pendahuluan, tahap perencanaan dan pengembangan model, uji coba dan revisi, serta validasi model. Untuk kegiatan pengembangan model digunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langkah Merumuskan rencana pengembangan desain lingkungan indoor dan outdoor terpadu yang mampu meningkatkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini; Mengembangkan desain awal lingkungan indoor outdoor terpadu yang mampu meningkatkan potensi kecerdasan jamak anak yang mencakup bentuk model, setting, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap desain penataan lingkungan indoor outdoor terpadu yang telah dikembangkan. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil desain penataan lingkungan belajar indoor dan outdoor playground terpadu untuk meningkatkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini multiple intellegences dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 1 Desain Setting Penataan Lingkungan Belajar Terpadu Gambar 2 Rancangan Lingkungan Belajar Gambar 3 Rancangan Ruang Belajar Gambar 1 dan 2 diatas adalah rancangan lingkungan belajar terpadu. Gambar 2 adalah dalam kelas berbentuk rumah panggung berukuran 8m x 8m, dengan konsep tradisonal ramah lingkungan, menggunakan penerangan alami, dan memiliki ruangan yang sebagian terbuka. Berbagai aktivitas belajar mengajar yg berkaitan dengan metode kecerdasan majemuk dapat dilakukan, salah satunya dengan membuat display kelas yang dilakukan peserta didik dengan menggunakan material dari bahan bekas. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas yang mampu merangsang dan meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kecerdasan linguistik, melalui aneka kegiatan belajar mengajar yg menyenangkan, salah satunya melalui story telling atau membacakan sebuah buku, anak dilatih untuk menjadi pendengar yang baik, dan mampu menirukan atau menjelaskan apa di dengar anak. Ruang ICT & Audio Visual merupakan salah satu fasilitas yang mampu merangsang dan meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kecerdasan logika dan kecerdasan Visual. Anak-anak dapat menyaksikan berbagai macam film dan permainan multimedia, yang dapat merangsang kreatifitas dan menambah ilmu PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 247 pengetahuan dengan cara yang menyenangkan, seperti pengenalan science melalui film animasi atau belajar mengenal fungsi komputer melalui Games. Green lab adalah sebuah kebun atau laboratorium alam, dimana para siswa belajar dan mengekplorasi serta berinteraksi dengan alam secara langsung, melalui aneka kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan seperti belajar bercocok tanam, membuat kompos dan lain-lain. Aneka kegitan di Greenlab dapat menstimulus Anak-anak terutama pada usia 4 hingga 6 tahun, untuk meningkatkan kemampuan mengenali dan mengelompokan serta menggambarkan berbagai keistimewaan yang ada pada lingkungannya. A to Z garden adalah sebuah fasilitas berbentuk kebun dengan koleksi aneka tumbuhan yang mewakili huruf alfabet mulai dari A sampai Z seperti huruf A diwakili oleh tumbuhan Apel dan J diwakili oleh tumbuhan Jeruk dan seterusnya. Recycle garden dan Workshop adalah sebuah fasilitas workshop untuk mengolah atau mendaur ulang barang bekas menjadi aneka kerajinan, di Recycle Garden ini anak melakukan aneka aktivitas membuat kerajinan dari barang bekas dan melatih kecerdasan Visual. Amphiteater adalah Fasilitas tempat anak belajar aneka seni pertunjukan, mulai bernyanyi, bermain drama, membaca puisi, dan menjadi fasilitas untuk menunjukan kebolehannya di depan umum. Kegiatan pentas seni ini dapat memberikan nilai positif terhadap perkembangan anak usia dini, selain dapat memberikan perasaan senang, gembira dan menenangkan juga dapat dijadikan salah satu media alternatif untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang dapat membangun kepribadian anak yang lebih baik di masa yang akan datang. Outbound dan Playground adalah fasilitas untuk melatih mental dan fisik sekaligus sebagai sarana bermain. Kegiatan outbound sangat penting diterapkan kepada anak usia dini, selain mengurangi kejenuhan pada pembelajaran sehari-hari yang berada di dalam kelas, kegiatan ini juga bisa menjadikan tubuh menjadi sehat, karena kegiatan ini menuntut pesertanya untuk aktif bergerak dan dalam suasana ceria, gembira, dan menyenangkan, sehingga efeknya kepada fisik dan mental akan lebih terasa, yaitu efekpositif. Hubungan antara kecerdasan dan proses belajar mengajar harus menjadi hal yang elemen mendasar dalam menghasilkan cara untuk mengoptimalkan potensi akademik anak yang lebih tinggi, kesuksesan pelajar dan pembelajaran sepanjang hayat Özdemir, Güneysu & Tekkaya, 2006. Hasil temuan Yalda Delgoshaei, Neda Delavari 2012 yang menerapkan pendekatan Multiple Intelligence di ruang kelas sebagai metode pendidikan menghasilkan peningkatan di kelima ranah pengembangan kognitif anak prasekolah dengan Signifikansi 99%. Ada banyak keuntungan menggunakan Multiple Intelligences dalam proses mentoring pembelajaran proses mentoring menjadi lebih personal, guru awal menjadi lebih sadar akan kompetensi intelektual mereka; mereka juga menjadi pengamat murid mereka yang lebih baik dan dengan demikian mampu mempersonalisasikan proses belajar mengajar. Roxana, Sorina Constantinescu, 2013. E. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Ada banyak cara menghasilkan suasana lingkungan belajar yang kondusif untuk mengoptimalkan kecerdasan jamak anak menjadi konsep dasar dalam proses pendidikan anak usia dini. Sepanjang melakukan hal tersebut, suatu filsafah yang menjadi tumpuannya adalah bahwa setiap anak atau murid adalah mereka yang dilayani dan diberikan suasana yang memungkinkan mereka bertumbuh dan berkembang. Anak tidak dicetak atau dipaksa menjadi sesuatu yang tidak cocok dengan kemampuan khas dan minat anak. Dengan kata lain, pendidik berfungsi PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 248 sebagai bidan yang membantu proses kelahiran seorang bayi. Dengan sabar pendidik menolong proses tadi berjalan, serta dengan bijaksana dan waspada. Kebanggannya ialah apabila hasil dari proses tadi bertumbuh dan berkembang dengan baik dan optimal. Adapun secara khusus kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah 1. Rumusan dan rancangan serta definisi suatu desain penataan lingkungan belajar indoor dan outdoor playgroud terpadu yang dapat meningkatkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini adalah sebuah setting lingkungan belajar yang sengaja diciptakan untuk mendukung peningkatan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. 2. Panduan desain setting penataan lingkungan belajar indoor dan outdoor playgound terpadu yang dapat meningkatkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini adalah sebuah rencana yang sengaja dirumuskan untuk memandu proses pelaksanaan pembelajaran agar menunjang peningkatan kecerdasan jamak anak yang didukung dengan perangkat pembelajaran berupa Lesson Plan Activity Aktifitas Rencana Pembelajaran yaitu Rencana Program Pembelajaran Harian RPPH, Rencana Program Pembelajaran Mingguan RPPM dan Rencana Program Pembelajaran Tahunan RPPT yang satupadukan dalam sebuah proses pembelajaran di pendidikan anak usia dini. DAFTAR PUSTAKA Afoma R. Okudo Christy Omotuyole. 2014. Enhanced Learning Environment And Its Implications On The Pre-School Children’s Language Performance. European Scientific Journal March 2014 edition ISSN 1857 – 7881Printe-ISSN1857-7431. Beckley, Pat. 2012. Learning in Early Childhood. Sage Publication Ltd. Brendon P Hyndman, Amanda Benson, Shahid Ullah and Amanda Telford. 2014. Evaluating the effects of the Lunchtime Enjoyment Activity and Play LEAP school playground intervention on children’s quality of life, enjoyment and participation in physical activity. Hyndman et al. BMC Public Health 2014, 14164 -2458/14/164. Burcu Özdemir Beceren, 2010. Determining multiple intelligences pre-school children 4-6 age in learning process. Elsevier. Procedia Social and Behavioral Sciences 2 2010 2473–2480. Available online Gardner, Howard. 2004. Frames of Mind The Theory of Multiple Intelligences. Basic Book NewYork Hoerr, Thomas. 2004. Becoming Multiple Intellegences Schools. Virgnia ASCD. Hoerr, Thomas. 2007. Buku Kerja Multiple Intellegences. Jakarta Kaifa. Hoerr, Thomas. 2010. Celebrating Every Learner, Activities and Strategies for Creating Multiple Intellegences Classrom. San Francisco CA Jakarta Jossy-Bass. Mariyana, Rita, dkk. 2009. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta Prenada Media Group. Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan 249 Neurosains. Bandung Remaja Rosda karya Suyadi, Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013 Program Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences. Bandung RemajaRosdakarya.. ... Untuk itu, maka keberhasilan peserta didik ke depan, tidak terlepas dari pembelajaran yang pernah di lalui pada berbagai jenjang pendidikan, yang saat ini menuntut pendidik dalam melakukan evaluasi secara mendalam untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan abad ke 21 atau saat ini yang disebut sebagai revolusi industri Imanuddin, 2020. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya yang terus digalakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang salah satunya yaitu dengan mengoptimalkan iklim pembelajaran secara kondusif yang pada gilirannya dapat memberikan ruang bagi peserta didik dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan pengembangan potensi yang dimilikinya Mariyana & Setiasih, 2018. Sebagai langkah lanjut dalam penciptaan iklim pembelajarannya ini, maka acuan dalam kegiatan pembelajaran perlu ditekankan pada harmonisasi dan kerja sama antara guru dan siswa sebagai komponen yang tidak terpisahkan dalam suatu lingkungan belajar sehingga terjalin interaksi yang kondusif dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber belajar Norhikmah et al., 2022. ... Mohammad Amin LasaibaPenelitian ini menganalisis penerapan model pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan penekatan pada penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Leihitu dengan Teknik pengambilan sampal adalah purposive random sampling. Pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan di analisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian mennjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran cooperative script dibandingkan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional dengan nillai F sebesar 3,594 memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 F = 3,594; p < 0,05.2. Untuk aktivitas belajar, juga terdapat perbedaan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran cooperative script dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional dengan nilai F sebesar 6,737 yang memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 F = 6,737; p < Analisis signifikansi perbedaaan skor rata-rata aktvitas belajar dan hasil belajar dengan metode Least Significant Difference LSD berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 0,05... Lingkungan memberikan banyak peluang kepada anak untuk menggali dan menemukan pengetahuan tanpa batas. Lingkungan sekitar anak memberikan pengaruh dalam pembentukan ide-ide maupun perubahan prilaku anak yang mengarah pada pendidikan modern baik secara langsung maupun secara tidak langsung Mariyana & Setiasih, 2018. Peluang-peluang yang ada bisa distimulasi melalui kegiatan bermain. ...Henny HennySt. AsmawatiKeterbatasan waktu dan desain kegiatan yang kurang terstruktur menjadi problematika penerapan pembelajaran sains dengan pendekatan saintifik di TK Kartika Wirabuana 51 Kota Baubau. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pembelajaran sains berbasis bahan sekitar melalui pendekatan saintifk untuk menstimualasi kemampuan saintifik anak di TK Kartika Wirabuana 51 Kota Baubau. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan partisipatori. Data-data dikumpulkan melalui observasi wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis secara deskripstif yakni direduksi, display dan verifikasi untuk menemukan hasil sesuai yang diharapkan. Adapun proses penerapan pembelajaran sains dengan pendekatan saintifik dimulai dari pemberian inspirasi awal terkait perkenalan alat dan bahan, desain kegiatan yang telah dirancang dilanjutkan dengan proses eksplorasi untuk menstimulasi kemampuan saintifik anak.... Dalam proses pertumbuhannya cara yang paling banyak dipakai oleh anak untuk belajar adalah dengan meniru Mariyana and Setiasih, 2018 baik meniru segala perkataan yang dia dengar, maupun meniru gerakan atau cara melakukan sesuatu Suteja, 2017. Sebab itu mereka membutuhkan teladan yang bisa mereka lihat secara dekat untuk belajar bagaimana bertindak atau merespon sesuatu Putera, Wahyuni, and Ariani, 2019. ... Kosma ManurungPenelitian ini bermaksud mengkaji strategi orang tua dalam menumbuh kembangkan disiplin anak di keluarga Kristen. Alkitab meletakan tanggung jawab utama untuk mendidik anak ada pada orang tua. Anak-anak memerlukan disiplin untuk membentuk karakter mereka. Selain itu disiplin juga penting bagi anak dalam kaitan dengan kehidupan sosial dan disiplin merupakan fondasi yang sangat dibutuhkan anak untuk meraih masa depan mereka. Metode yang digunakan adalah deksriptif dan kajian literatur. Berdasarkan hasil pembahasan artikel ini tersimpulkan bahwa para orang tua berperan dalam membangun disiplin anak mereka yaitu melalui membangun komunikasi dengan menggunakan bahasa cinta dari anak mereka, dengan menjadikan dirinya teladan yang bisa dicontoh oleh anaknya, memberikan ruang untuk anak bertumbuh serta mengeksplore dirinya, dan melalui tindakan tegas dalam has not been able to resolve any references for this publication. GYltW8o.
  • nxek6d0qkc.pages.dev/86
  • nxek6d0qkc.pages.dev/84
  • nxek6d0qkc.pages.dev/251
  • nxek6d0qkc.pages.dev/56
  • nxek6d0qkc.pages.dev/110
  • nxek6d0qkc.pages.dev/44
  • nxek6d0qkc.pages.dev/134
  • nxek6d0qkc.pages.dev/58
  • nxek6d0qkc.pages.dev/70
  • lingkungan bermain indoor dan outdoor