Melaluiartikel ini dibagikan beberapa cara untuk meningkatkan hasil panen padi agar nantinya dapat memenuhi kebutuhan dari masyarakat indonesia akan sumber makanan pokok sehari hari.
Tangerang Selatan - Dalam membantu para petani padi, Kementerian Pertanian Kementan memiliki sederet teknologi yang mampu memudahkan mekanisme pertanian. Teknologi berupa alat dan mesin tersebut kerap diberikan kepada petani yang hingga kini jumlahnya sudah mencapai ribuan Biro Humas dan informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan Kementan terus mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi pada mekanisme pertanian melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian BBP Mektan."Kita mengembangkan traktor yang lebih efisien yang bisa digunakan di berbagai jenis lahan seperti lahan rawa kering dan bisa lebih murah harganya. Ini diproduksi oleh temanBBPMektan," ucapKuntoro kepadadetikcom saat ditemui pada acara Tani On Stage di Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian,Serpong,Tangerang Selatan, Jumat 26/3/2021. Tak hanya traktor, Kuntoro melanjutkan, Kementan juga mengembangkan alat dan mesin tanam yaitu rice planter. Alat ini memudahkan petani untuk menanam padi dengan cara yang lebih mudah."Kemudian alat dan mesin panen atau combine harvester, ini bermacam-macam bentuknya ada yang pas kita panen masuk ke combine harvester keluarnya gabah ada juga yang bentuknya langsung padi," tutur juga mengembangkan alat dan mesin pasca panen seperti penggilingan yang mampu memisahkan bulir beras dari kulitnya. Dengan adanya mesin ini, kualitas hasil pertanian akan lebih baik dan bagus."Jadi di semua aktivitas di kegiatan pertanian itu diperlukan teknologi mekanisme untuk mendukung efisiensi, meningkatkan produksi dan kualitas produk, mengurangi waktu atau jumlah curahan upah tenaga kerja," itu, Kepala Koordinator Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Perekayasaan dan Pengujian BPP Mektan Harsono MP mengatakan dalam mengembangkan teknologi mekanisme pertanian, pihaknya harus melewati beberapa langkah sebelum nantinya teknologi tersebut bisa dipatenkan."Di BBP mektan kita coba untuk menggali alat dan mesin pertanian untuk masyarakat yang berdasarkan masukan dari petani dan pimpinan serta orang-orang yang berkecimpung di sektor yang sama," kata masukan tersebut, BBP Mektan memiliki satu ide untuk menggarap suatu alat dan mesin pertanian. Kemudian BBP Mektan akan mematangkan konsep dengan mendiskusikannya hingga membuat prototipe."Nah terus kita uji fungsional apakah fitur-fiturnya sudah mendukung atau belum. Kalau sudah bagus baru kita bawa ke lapangan untuk dibuktikan sudah sesuai atau belum, nah kalau belum kita perbaiki dan seterusnya," tandas Harsono."Kalau sudah bagus kita akan mengajukan paten untuk alat tersebut, paten keluar baru kita menerima atau memberikan lisensi kepada swasta yang untuk diproduksi," sisi lain, Kepala Subdirektorat Penyedia Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sri Hantoro menyebutkan mekanisme pertanian dibutuhkan karena tenaga kerja pertanian khususnya di sentra-sentra pertanian sudah mulai menurun."Jadi pemerintah langsung cepat tanggap dalam menghadapi masalah ini melalui program mekanisasi. Dalam hal ini kementan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian pastinya sesuai dengan kriteria," imbuh Sri pun berharap dengan adanya modernisasi pertanian khususnya mekanisme pertanian mampu menyingkat waktu baik itu mengolah tanah, tanam hingga panen dan juga meningkatkan hasil dan mutu dari hasil panen yang dihasilkan."Sehingga bila ada efisien waktu, biaya dan mutu hasil yang baik tentu hasilnya akan ikut baik juga meningkatkan tentu yang dapat untung adalah petani kita," informasi, hari ini Kementerian Pertanian menggelar acara Tani On Hub yang diselenggarakan di Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian. Kegiatan kali ini mengambil tema 'Pemanfaatan Inovasi Alat dan Mesin Pertanian di Era Pertanian Modern'. Simak Video "Ekspresi Jengkel Jokowi soal Subsidi Pupuk yang Besar Tak Buahkan Hasil" [GambasVideo 20detik] ega/hns
Salahsatu pemanfaatan sumberdaya air secara optimal adalah untuk meningkatkan produksi pertanian pada lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan dan lahan kering. Implementasinya dilakukan
› Ekonomi›Pemanfaatan Teknologi... Sektor pertanian Indonesia belum optimal memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Karena produksi tidak efisien, daya saing produk jadi lemah. OlehM Paschalia Judith J / Aditya Diveranta 4 menit baca KOMPAS/KHAERUL ANWAR Petani sedang praktik mengoperasikan alat dan mesin pertanian berupa mesin meratakan tanah di areal Science Technology Industrial Parak, Desa Banyumulek, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis 19/3/2020.JAKARTA, KOMPAS — Pemanfaatan hasil inovasi dan teknologi untuk mendorong produktivitas pertanian di Indonesia dinilai berjalan lambat. Padahal, keberadaannya strategis untuk meningkatkan produksi, produktivitas, efisiensi, dan sekaligus daya saing produk senior Institute for Development of Economics and Finance Indef sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, menyatakan, berdasarkan penelitian Fahmi dan kawan-kawan di Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Perhepi, produktivitas faktor total atau total factor productivity TFP sektor pertanian selama kurun 1996-2017 cenderung lebih rendah dibandingkan TFP ekonomi secara keseluruhan. TFP adalah rasio antara keluaran output total terhadap input total. Menurut penelitian itu, pertumbuhan TFP pertanian selama 1996-2017 negatif 0,65, sementara TFP perekonomian nasional kurun 1996-2019 tumbuh 0,13. ”TFP negatif berarti ada problem dalam mendorong produktivitas pertanian karena lambat mengadopsi teknologi dan inovasi,” kata Bustanul Arifin dalam webinar Kedaulatan Pangan dan Energi yang digelar Indef secara daring, Senin 30/11/2020.Koefisien elastisitas keluaran kapital, di dalamnya termasuk teknologi, menurut penelitian itu, mencapai 0,9. Artinya, setiap kenaikan jumlah kapital sebesar 1 persen dapat meningkatkan keluaran sektor pertanian sekitar 0,9 persen. Sementara koefisien keluaran tenaga kerja hanya 0,1 yang berarti setiap kenaikan jumlah tenaga 1 persen mendorong keluaran sektor pertanian sebesar 0,1 inovasi dan adopsi teknologi dalam pertanian berjalan lambat, antara lain, karena hambatan dalam penyebaran dan penerapannya di lapangan. Pertumbuhan TFP pertanian selama 2011-2017 bahkan negatif yang berarti ada penurunan produktivitas. ”Kalau tidak ada terobosan teknologi, dengan TFP yang negatif itu, kita Indonesia punya masalah besar. Kedaulatan pangan bisa terganggu,” kata teknologi dan inovasi urgen untuk mengefisienkan produksi dan mendongkrak daya saing produk. Selama ini, karena kalah bersaing, produksi beberapa komoditas pertanian Indonesia berangsur turun dan redup. Kedelai, misalnya, semakin tersingkir oleh kedelai impor yang lebih unggul dari sisi harga. Gula berbasis tebu yang produksi oleh sebagian besar pabrik perusahaan pelat merah juga kalah dari sisi harga karena teknologi dan mesin yang sudah Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan pengantar dalam diskusi tersebut menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan teknologi di sektor pertanian. Teknologi menjadi solusi bertani di tengah perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan air dan permintaan pangan. ”Untuk mengairi persawahan, misalnya, kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan hujan,” juga Mencemaskan Masa Depan PetaniOleh karena itu, kementerian mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk mendorong kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional. Syahrul mencontohkan pemanfaatan kecerdasan buatan, citra satelit, dan internet of things dalam sejumlah program Kementerian berharap perguruan tinggi yang mengajarkan pertanian untuk turut menciptakan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. ”Rencananya, pada tahun 2021, saya akan mengintervensi hal ini,” ujarnya dalam seminar yang FATHONI Ibu PKK membawa hasil panen sayuran di perkebunan Susia Garden, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin 30/11/2020. Warga menanam belasan jenis sayuran dan buah-buahan dengan memanfaatkan lahan tidur. Hasil panen sayuran ini dijual ke masyarakat panganSejumlah warga bersama Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta menggelar panen hasil pertanian, perikanan, dan peternakan secara serentak di seluruh wilayah Jakarta, Senin. Dinas mencatat, warga Jakarta di 228 lokasi bergabung dalam kegiatan Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan DKI Jakarta Suharini Eliawati menyebutkan, acara digelar untuk meningkatkan ketahanan pangan warga selama pandemi Covid-19. Sebanyak 62,3 ton produk pertanian, 0,7 ton produk perikanan, dan 160 ekor ternak dipanen dalam kegiatan juga Karpet Merah Impor Pangan, Nasib Petani Jadi TaruhanDia berharap hasil panen kali ini bisa dipakai untuk memenuhi permintaan pasar secara luas. ”Selain untuk ketahanan pangan warga, kami berharap hobi urban farming pertanian kota turut meningkatkan perekonomian warga dalam lingkup kecil. Dalam arti, bagus kalau hasil pertanian, peternakan, dan perikanan itu bisa bermanfaat untuk sesama warga,” panen terbanyak ada di Jakarta Timur, yakni 57 titik. Adapundi Jakarta Utara 52 titik, Jakarta Selatan 42 titik, Jakarta Barat 40 titik, Jakarta Pusat 31 titik, dan Kepulauan Seribu 6 titik. Warga memanen dalam jumlah yang beragam. Aryanto 51, perwakilan RT 013 RW 006 Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, misalnya, memanen 6 kilogram kangkung, bayam, dan kali ini menunjukkan bahwa di tengah pandemi Covid-19, warga DKI bisa tetap produktif walau dalam berbagai sejumlah warga di RW 006 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, melaporkan panen pepaya 15 kg, terung 3 kg, dan ikan nila 15 kg. Tidak hanya sayur dan buah-buahan, sebagian memanen ikan hasil budidaya dengan menggunakan keramba jaring Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Dadang Solihin menilai, potensi yang ada di kalangan warga semestinya bisa lebih maksimal. ”Panen kali ini menunjukkan bahwa di tengah pandemi Covid-19, warga DKI bisa tetap produktif walau dalam berbagai keterbatasan,” ujarnya. EditorMukhamad Kurniawan
KementerianPertanian (Kementan) merealisasikan program Jalan Usaha Tani (JUT) bagi Kelompok Tani Sido Makmur di Desa Kemukus, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Jalan Usaha Tani itu dibangun dengan panjang 178 meter, lebar 2,25 meter dan dan tinggi 0,25 meter. Program Jalan Usaha Tani itu mempermudah petani untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka. Cakupan pasar pun []
Deby Cahya Purnama Pets and Garden Thursday, 23 Feb 2023, 1045 WIB Teknologi pertanian terus mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan saat ini, teknologi pertanian terbaru menawarkan berbagai solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa teknologi pertanian terbaru dan cara penggunaannya untuk meningkatkan produktivitas tulisan berasal dari Jenis-jenis Teknologi Pertanian Teknologi Pertanian Organik, Teknologi pertanian organik adalah teknologi pertanian yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pada teknologi ini, pupuk dan pestisida yang digunakan bersumber dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan dan sisa tanaman. Dengan demikian, teknologi pertanian organik mampu menjaga kesuburan tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan kualitas hasil panen yang lebih Pertanian Modern, Teknologi pertanian modern adalah teknologi pertanian yang menggunakan perangkat canggih dan inovatif dalam setiap tahapan produksi pertanian. Teknologi pertanian modern mencakup penggunaan traktor, irigasi otomatis, mesin penyemprot pestisida, dan berbagai teknologi digital lainnya. Dengan teknologi pertanian modern, petani dapat mempercepat proses produksi dan meningkatkan hasil panen yang lebih banyak dan berkualitas Pertanian Presisi, Teknologi pertanian presisi adalah teknologi pertanian yang menggunakan perangkat canggih dan sistem informasi digital untuk mengelola setiap aspek produksi pertanian. Teknologi ini dapat menghasilkan informasi yang sangat detail tentang kondisi tanah, tanaman, hama dan penyakit, serta cuaca dan iklim. Dengan demikian, petani dapat melakukan pengelolaan produksi yang lebih efektif dan Teknologi Pertanian Meningkatkan Produktivitas Dengan teknologi pertanian, petani dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen yang lebih banyak dan berkualitas tinggi. Teknologi pertanian modern seperti traktor, mesin penyemprot pestisida, dan irigasi otomatis dapat mempercepat proses produksi dan meminimalkan biaya Dampak Lingkungan Teknologi pertanian organik dapat mengurangi dampak lingkungan dengan menghindari penggunaan bahan kimia sintetis. Pupuk dan pestisida yang digunakan bersumber dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan dan sisa tanaman. Hal ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menjaga kesuburan Kualitas Hasil Panen Teknologi pertanian presisi dapat meningkatkan kualitas hasil panen dengan memberikan informasi yang detail tentang kondisi tanah, tanaman, hama dan penyakit, serta cuaca dan iklim. Dengan informasi yang tepat, petani dapat melakukan pengelolaan produksi yang lebih baik, seperti pemilihan varietas tanaman yang tepat, penggunaan pupuk yang sesuai, dan pengendalian hama dan penyakit yang lebih pertanian terbaru memang menawarkan solusi bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan teknologi ini juga bisa menimbulkan dampak negatif yang tidak bisa Teknologi Pertanian Teknologi Pertanian Organik? Wow, keren sekali! Kita menggunakan kotoran hewan dan sisa tanaman sebagai pupuk dan pestisida. Tapi, pernahkah Anda berpikir bahwa teknologi ini juga bisa memicu penyebaran penyakit? Selain itu, apakah kita benar-benar yakin bahwa bahan-bahan organik tersebut bebas dari bahan kimia berbahaya? Oh ya, jangan lupa bahwa produksi pertanian organik biasanya lebih lambat dan hasil panennya juga lebih sedikit, sehingga mungkin tidak cocok bagi petani yang mengandalkan produksi Pertanian Modern? Lho, apa bedanya dengan teknologi pertanian yang sudah ada sebelumnya? Ah, hanya sebagian kecil perangkat canggih yang menambah efisiensi produksi, seperti traktor, mesin penyemprot pestisida, dan irigasi otomatis. Namun, teknologi ini cenderung mahal dan hanya bisa diakses oleh petani dengan modal besar. Selain itu, meskipun teknologi ini mempercepat proses produksi, bukan berarti hasil panen yang dihasilkan juga lebih Pertanian Presisi? Keren, bukan? Dengan teknologi ini, petani bisa mengumpulkan informasi detail tentang kondisi tanah, tanaman, hama dan penyakit, serta cuaca dan iklim. Namun, teknologi ini juga membutuhkan modal yang besar dan perangkat canggih yang rumit, sehingga tidak semua petani bisa menggunakannya. Selain itu, teknologi ini juga memerlukan penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang cenderung berdampak buruk bagi lingkungan dan Teknologi Pertanian Meningkatkan Produktivitas? Yap, dengan teknologi pertanian, petani bisa mempercepat proses produksi dan meningkatkan hasil panen yang lebih banyak dan berkualitas tinggi. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan produktivitas yang berlebihan juga bisa menimbulkan masalah, seperti penurunan kualitas tanah dan air, serta hilangnya keanekaragaman Dampak Lingkungan? Teknologi pertanian organik memang bisa mengurangi dampak lingkungan dengan menghindari penggunaan bahan kimia sintetis. Namun, teknologi ini juga bisa menimbulkan dampak negatif yang tidak kalah berbahaya, seperti penyebaran penyakit dan kerusakan tanah akibat penggunaan bahan organik yang berlebihan. pertanian Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Pets and Garden Terpopuler Tulisan Terpilih
Hasilpenelitian di Balingtan pada skala lapang menunjukkan aplikasi biokompos dengan takaran 3 ton per hektare di setiap musim tanam dapat meningkatkan hasil gabah padi sawah tadah hujan. ''Dengan begitu penggunaan biokompos dapat diadopsi oleh para petani agar dapat meningkatkan hasil panen. Selain itu, petani tidak perlu mengeluarkan
Perjalanan Inovasi Teknologi Artificial Intelligence AI dalam Produksi Minyak Kelapa Sawit Inovasi Teknologi Memanfaatkan IoT Industri di Industri Kelapa Sawit Inovasi Teknologi Analisis Buah Brondolan untuk Meningkatkan Keuntungan ini kami melanjutkan perjalanan inovasi Teknologi kami dengan menggunakan model Machine Learning untuk meningkatkan hasil panen Latar Belakang Sepanjang keberadaan pertanian, salah satu masalah utama yang menarik bagi petani adalah isu peningkatan hasil panen. Apa cara terbaik untuk meningkatkan hasil panen per hektar? Apa saja faktor yang paling mempengaruhi hasil panen? Akhir-akhir ini, mengingat pertumbuhan populasi dunia yang terus meningkat, isu ini menjadi semakin relevan. Namun, dengan munculnya tantangan baru bagi para petani, muncul pula cara-cara dan teknologi baru yang dipanggil untuk menjawab semua tantangan tersebut. Artikel ini akan membahas mengenai apa yang dapat dilakukan oleh para petani untuk meningkatkan hasil panen di lahan mereka dan teknologi baru yang dapat membantu dalam hal ini. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas terbesar yang diproduksi dan dibutuhkan di dunia. Sebanyak 73 juta metrik ton diproduksi pada tahun 2020-2021 untuk memenuhi kebutuhan industri makanan, kosmetik, dan bahan bakar. Sebagian besar buah yang dihasilkan berasal dari Indonesia dan Malaysia karena tanaman ini cocok tumbuh di daerah tropis. Memiliki lahan yang sangat luas untuk penanaman kelapa sawit di Kalimantan Timur, PT REA Kaltim perlu menangani perkebunan mereka dengan hati-hati. REA Kaltim memiliki lebih dari hektar lahan yang dialokasikan untuk penanaman kelapa sawit, dimana lebih dari hektar merupakan tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan lebih dari ton tandan buah segar setiap tahunnya selama empat tahun Kita Membutuhkan Prediksi Hasil Panen? Meskipun REA Kaltim berhasil meningkatkan produksi kelapa sawit secara signifikan pada tahun 2018, namun hasil panen mereka telah menurun selama tiga tahun terakhir. Biasanya dinyatakan dalam Ton per Ha, hasil panen dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling penting, karena merupakan hasil dari semua upaya dan sumber daya yang diinvestasikan oleh para petani dalam pengembangan tanaman di ladang mereka. Untuk membantu manajer perkebunan dalam menentukan penyebab utama dari hasil panen yang buruk berdasarkan faktor-faktor yang relevan, perkiraan hasil panen kelapa sawit sangat penting. Untuk memastikan bahwa perkebunan yang ada saat ini memberikan hasil panen yang optimal tanpa menambah penggunaan lahan, prediksi hasil panen kelapa sawit, dan mengoptimalkan hasil panen per unit penggunaan lahan sangatlah penting. Menghasilkan estimasi hasil panen yang efektif, cepat, dan akurat dalam kondisi perkebunan dan panen yang tidak terduga terus menjadi tantangan besar. Machine Learning di bidang Pertanian Berbagai penelitian dan proyek telah dilakukan untuk menggunakan data science dan teknologi analitik baru di sektor pertanian, salah satunya adalah Machine Learning. Pembelajaran mesin adalah bagian dari AI di mana mesin diprogram untuk memproses dan memanfaatkan data. Selain pengumpulan data yang efisien, machine learning bertujuan untuk memanfaatkan jumlah data yang terus bertambah yang dikumpulkan dengan memodifikasi dan menganalisisnya tanpa masukan dari manusia. Pembelajaran mesin adalah jenis analisis matematis yang memiliki fokus yang berbeda dari pendekatan analitis pada mata pelajaran terapan. Di bidang pertanian, pembelajaran mesin digunakan dalam pengelolaan tanah dan air, pengendalian penyakit dan hewan peliharaan, kontrol kualitas tanaman, dan hasil panen. Salah satu aspek terpenting dalam pertanian presisi adalah prediksi hasil panen, yang sangat penting untuk memetakan dan meramalkan hasil panen, mencocokkan pasokan dan permintaan tanaman, dan mengelola tanaman untuk memaksimalkan Learning untuk Memprediksi Hasil Panen Selama satu dekade terakhir, prediksi hasil panen menggunakan machine learning telah dipelajari dengan berbagai macam algoritma, mulai dari sereal hingga biji minyak, dengan suhu, nutrisi, dan fisiologi tanaman sebagai parameter. Kung dkk. 2016 telah mempelajari prediksi hasil panen tomat menggunakan machine learning dengan metode Ensemble Neural Network ENN. Parameter yang mereka gunakan adalah faktor meteorologi misalnya kelembaban relatif, curah hujan, dan suhu udara, faktor lingkungan misalnya luas tanam, luas panen, jumlah panen, dan jumlah panen per satuan volume, dan faktor ekonomi misalnya biaya produksi dan harga jual di pasar dari tahun 1997-2014 di Taiwan. Dari penelitian ini, mereka menemukan 3 model dengan tingkat kesalahan di bawah 2% dan dua model dengan akurasi di atas 90%. Penelitian lainnya adalah memprediksi hasil panen gandum di lahan seluas 22 hektar di Bedfordshire, Inggris, yang dilakukan oleh Patanzi dkk. 2015 dengan menggunakan Supervised Kohonen Networks SKN dengan tingkat akurasi 91% dan kemudian mengurangi biaya tenaga kerja dan waktu untuk pengambilan sampel dan analisis tanah. Kita dapat berasumsi dari dua penelitian ini bahwa pembelajaran mesin memberi manfaat bagi industri Kami Data Scientist Kitameraki membangun gugus tugas dengan ahli agronomi REA dan pemangku kepentingan berpengetahuan lainnya untuk membangun model pembelajaran mesin yang dapat memprediksi hasil panen perkebunan kelapa sawit. Hasil panen tanaman bergantung pada berbagai variabel, termasuk iklim, fisiologi tanaman, pengelolaan tanah, penggunaan air, dll. Langkah pertama dari proyek ini adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang memiliki dampak terbesar pada hasil panen kelapa sawit. Kami mengevaluasi hujan, bahan tanam, kematangan, dan atribut lainnya terhadap hasil panen kelapa sawit, serta menambahkan usia sebagai atribut tambahan karena memainkan peran yang signifikan terhadap hasil panen. Kami memilih Random Forest sebagai model untuk penelitian ini karena parameter yang kami gunakan bersifat non-parametrik dimana data yang kami gunakan tidak bergantung pada distribusi. Selain itu, random forest memiliki manfaat utama yaitu dapat digunakan untuk masalah klasifikasi dan regresi, yang merupakan bagian dari sistem machine learning modern. Hasil dan Tantangan Percobaan pertama kami menggunakan hujan, bahan tanam, dan kematangan sebagai atribut tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Model yang kami gunakan tidak menunjukkan regresi yang baik, nilai R-square yang dihasilkan model masih di bawah dan atribut atau parameter yang kami gunakan untuk memprediksi hasil panen mengalami multikolinieritas atau ketika variabel independen dalam model saling berkorelasi, hal ini menunjukkan bahwa model masih belum dapat diandalkan. Meskipun kami belum menemukan model yang sesuai, penelitian ini mengalami peningkatan setelah kami memodifikasi atribut menjadi umur, curah hujan, dan rotasi panen. Meskipun nilai R-square untuk panen vs hasil panen sudah lebih dari kami masih terus berupaya mengembangkan model yang lebih baik untuk klien kami agar prediksi di masa depan menjadi lebih tepat. Kami menduga bahwa data yang kami gunakan memiliki kekurangan. Karena berbagai penelitian telah menunjukkan adanya perbedaan antara potensi dan produksi aktual kelapa sawit. Mengingat banyak elemen yang harus dipertimbangkan saat memprediksi hasil panen, seperti manajemen perkebunan. Sebagai contoh, hujan yang tidak terduga dapat memperpanjang interval panen, yang akan memperlambat proses panen. Selain itu, teknik pemanenan yang berbeda dan apakah pemanen melakukan pemulihan tanaman berdampak pada hasil panen di perkebunan klien kami yang luas di seluruh Kalimantan Timur. Karena alasan-alasan ini, kami perlu mengembangkan dan mengeksplorasi lebih banyak model yang dapat memprediksi hasil panen secara akurat, dan meningkatkan metode penelitian kami. Dari proyek yang sedang kami kerjakan, kami mengetahui bahwa memprediksi sangat penting untuk produktivitas dan efisiensi suatu proses, dan kami dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk mencapainya. Pembelajaran mesin untuk proyeksi digunakan di banyak industri, oleh karena itu kami dapat membantu Anda dalam meningkatkan dan meneliti peramalan untuk bisnis Anda sendiri. Jangan ragu untuk menghubungi Kitameraki untuk mendapatkan layanan kami; kami akan menjadi mitra Anda dalam teknologi dan transformasi digital!machinelearning datascience agriculture palmoil
PengertianRevolusi Hijau. Revolusi hijau (green revolution) adalah pengembangan teknologi pertanian untuk pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, terutama tanaman serelia, (bahan makanan pokok seperti gandum, jagung, padi, kentang, sagu). Jadi tujuan revolusi hijau adalah untuk mencukupi tanaman pangan
BandaAceh, 11 September 2021 - PT PLN (Persero) terus berkomitmen meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Tanah Air melalui program Electrifying Agriculture. Dengan memanfaatkan listrik sebagai Rekayasa Sinar Matahari di malam hari, petani buah naga di Lhokseumawe, Aceh berhasil meningkatkan hasil panen hingga 2,5 kali lipat menjadi
Pestisidaadalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Beberapa abad terakhir, penggunaan pestisida telah meningkatkan produksi pertanian secara signifikan. hasil panen tanaman cabai akan meningkat dan akan membuat hidup para petani cabai menjadi semakin sejahtera. Dengan
bxaZ. nxek6d0qkc.pages.dev/325nxek6d0qkc.pages.dev/207nxek6d0qkc.pages.dev/293nxek6d0qkc.pages.dev/276nxek6d0qkc.pages.dev/112nxek6d0qkc.pages.dev/187nxek6d0qkc.pages.dev/293nxek6d0qkc.pages.dev/82nxek6d0qkc.pages.dev/122
penggunaan teknologi untuk meningkatkan hasil panen pertanian adalah